Estimasi merupakan sebuah proses pengulangan.
Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi, yaitu
ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan, karena
anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan
ulang, anda harus memeriksa estimasi dan merubah rencana pendahuluan proyek
menjadi rencana akhir proyek.
Estimasi diperlukan untuk :
·
Mendukung keputusan yg
baik
·
Menjadwalkan pekerjaan
·
Menentukan berapa lama
proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya
·
Menentukan apakah proyek
layak dikerjakan
·
Mengembangkan kebutuhan
arus kas
·
Menentukan seberapa baik
kemajuan proyek
·
Menyusun anggaran time
phased dan menetapkan baseline proyek.
Contoh Estimasi :
Pembengkakan
Biaya, semakin besar ukuran proyek, maka semakin besar pula potensi terjadi
pembengkakan biaya. Berikut beberapa penyebab terjadinya pembengkakan biaya:
1.
Informasi kurang akurat
Rendahnya akurasi
perkiraan biaya dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya karena
perkiraan biaya ternyata jauh lebih rendah daripada kenyataannya. Demikian
juga, adanya ketidakpastian kondisi dapat membuat biaya pekerjaan membengkak.
Misalnya dalam memperkirakan harga ternyata harga yang diperkirakan lebih
rendah dari harga yang sesungguhnya. Akibatnya biaya membengkak.
2.
Perubahan desain
Terjadinya perubahan
desain yang diinginkan pelanggan dapat menyebabkan pembengkakan biaya bila
perubahan desain tersebut ternyata menyebabkan pengerjaan ulang atau
membutuhkan sumberdaya yang lebih banyak/ lebih mahal.
3.
Faktor Sosial Ekonomi
Pemogokan buruh, tindakan
konsumen, embargo, penurunan nilai mata uang dan kelangkaan sumberdaya dapat
menyebabkan pembengkaan harga. Misalnya, bila ternyata terjadi ketidakstabilan
ekonomi yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga yang tinggi sehingga jauh
melampaui apa yang sudah diperkirakan, maka hal demikian menyebabkan terjadinya
pembengkakan biaya.
4.
Jenis Kontrak Proyek
Kontrak
dengan harga tetap mendorong kontraktor untuk berhati-hati dalam hal
pengendalian biaya. Namun, kontrak jenis reimbursement memberikan kelongggaran
biaya kepada kontraktoe. Hal ini dapat membuat kontraktor kurang hati-hati
dalam mengendalikan harga sehingga dapat berujung pada pembengkakan biaya.
Studi Kasus
Untuk rumah SEDERHANA seluas 70m2.
Biaya satuan rumah sederhana adalah Rp. 750.000 per meter
persegi. Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 70m2 x Rp.
750.000/m2 = Rp. 52.500.000,- (akurasinya -30% hingga +50%).
Untuk rumah MEWAH seluas 500m2 (belum ada gambar rencana dan
spesifikasi). Biaya satuan rumah mewah adalah Rp. 3.750.000 per meter
persegi. Maka biaya total (biaya konseptual) adalah 500m2 x Rp.
3.750.000/m2 = Rp. 1.875.000.000,- (akurasinya -30% hingga +50%).
Bila rencana rumah di atas telah memiliki dokumen rencana yang
lengkap (rumah sederhana dengan luas 68 m2, rumah mewah menjadi 479 m2), maka
estimasi biayanya dapat dilakukan secara detail dengan menghitung volume dan
biaya satuan tiap komponen bangunan sehingga diperoleh biaya total yang lebih
akurat (-5% hingga +15%).
0 comments:
Post a Comment